https://dalaminfo.com/

Kenapa Sirkuit Sentul Ditinggalkan Untuk Event Internasional? – Kalau ngomongin soal sirkuit balap di Indonesia, nama Sentul pasti masih nongol di kepala banyak orang, apalagi yang pernah ngerasain hype balapan era 90-an. Soalnya, Sentul bukan sekadar sirkuit biasa—tempat ini pernah jadi saksi sejarah waktu MotoGP (dulu GP 500) mampir ke Indonesia. Gokil banget, kan?

Tahun 1996 dan 1997, pembalap-pembalap kelas dunia kayak Mick Doohan, Max Biaggi, sampai Valentino Rossi muda sempat ngaspal di Sentul. Bayangin, nama-nama itu kita sekarang lihat sebagai legenda hidup, dan dulu mereka sempat ngegas di tanah air. Sayangnya, cuma dua tahun doang. Habis itu? MotoGP cabut. Permanen.

Kenapa MotoGP Nggak Mampir Lagi ke Sentul?

1. Infrastruktur Stuck di Tahun 90-an

Masalah pertama dan utama: infrastruktur Sentul mandek. Sejak dipakai buat GP 500, sirkuit ini kayak nggak pernah benar-benar di-upgrade. Yang dulu disebut “kelas dunia” sekarang malah kelihatan kayak museum.

Lintasan udah mulai bergelombang, pagar pengaman jauh dari kata aman, pedok udah jadul banget, dan fasilitas penonton juga kurang banget.

Kalau dibandingin sama Sepang, Malaysia, ya jelas kalah jauh. Sepang punya akses bandara dekat, hotel melimpah, jalan tol langsung tembus ke lokasi, fasilitas lengkap. Sementara kalau ke Sentul? Siap-siap nyangkut dulu di tol Jagorawi, belum lagi macet dan akses alternatifnya yang ngelewatin kampung.

2. Akses yang Bikin Keki

Sentul itu gampang ditempuh… kalau kamu tinggal di sekitar Bogor. Tapi buat event internasional yang pengunjungnya bisa dari luar negeri atau luar kota, ini jadi mimpi buruk. Akses dari bandara jauh, hotel terbatas, dan nggak ada jalur transportasi umum langsung.

Kalau ada balapan besar, pasti penonton luar negeri ogah ribet. Mereka maunya praktis. Bisa turun dari pesawat, langsung ke sirkuit, tinggal di hotel terdekat. Di Sentul? Gak ada tuh fasilitas kayak gitu.

3. Standar Keamanan Udah Ketinggalan Zaman

Zaman 90-an, regulasi soal sirkuit belum seketat sekarang. Tapi sekarang, federasi kayak FIM dan FIA punya segudang standar buat urusan keamanan.

Minimal, sirkuit harus punya:

  • Gravel trap yang cukup lebar

  • Area run-off yang luas

  • Barrier pengaman modern

  • Drainase oke biar aman saat hujan

Sentul? Cuma punya gravel trap tipis, run-off yang sempit, dan barrier model lama. Belum lagi sistem drainase yang kalau hujan bisa jadi kolam renang. Kalau dipakai buat MotoGP zaman sekarang, bisa-bisa bikin celaka.

4. Nggak Ada Perbaikan Serius

Setelah ditinggal MotoGP tahun 1997, harapan buat upgrade Sentul nggak pernah jadi kenyataan. Beberapa kali sempat muncul kabar kalau sirkuit ini mau direnovasi biar bisa jadi tuan rumah MotoGP lagi. Tapi ya itu, mentok di wacana.

Isunya sih karena biayanya gede banget. Belum lagi investor lokal pada males naruh duit buat ngerombak sirkuit tua ini. Pemerintah pun lebih milih fokus ke sirkuit baru yang lagi naik daun: Mandalika.

Sentul vs Mandalika: Siapa Lebih Layak?

1. Mandalika: Anak Baru yang Langsung Bersinar

Sirkuit Mandalika yang ada di Lombok tuh langsung ngehits sejak dipakai buat MotoGP tahun 2022. Bukan cuma karena view-nya yang kece, tapi juga karena udah punya semua standar internasional.

FIM kasih label Grade A buat sirkuit ini. Artinya? Aman, lengkap, dan modern. Belum lagi akses ke Mandalika jauh lebih mudah. Bandara Lombok udah siap layani penerbangan internasional, hotel banyak, dan pemerintah all-out dukung.

2. Sentul: Veteran yang Mulai Terlupakan

Di sisi lain, Sentul kayak veteran pensiunan yang tinggal nunggu waktu. Dulu sempat megah, sekarang udah kalah pamor. Event-event internasional udah jarang banget mampir. Paling banter, balapan komunitas atau skala Asia kecil-kecilan.

Tapi, bukan berarti Sentul gak punya nilai. Justru, Sentul punya sejarah yang nggak bisa dihapus. Tempat ini adalah pintu gerbang motorsport Indonesia ke dunia internasional dulu. Nggak ada Sentul, mungkin MotoGP nggak bakal pernah nyentuh tanah Indonesia waktu itu.

Kenapa Renovasi Sentul Gagal Total?

Wacana Besar, Aksi Nol

Beberapa tahun lalu, sempat muncul kabar kalau Sentul mau dirombak total. Rencananya:

  • Layout diubah

  • Lintasan diperlebar

  • Pedok diperbarui

  • Akses jalan dibenerin

  • Target: Biar bisa jadi tuan rumah MotoGP lagi

Tapi pada akhirnya, semuanya mentok di angan-angan. Biayanya kegedean, investor lokal gak tertarik, dan pemerintah juga gak kasih perhatian khusus.

Ujung-ujungnya, ya balik lagi ke balapan lokal. Padahal, kalau serius, bisa aja Sentul diangkat lagi jadi sirkuit nasional kelas dunia. Tapi ya itu, perlu duit, niat, dan dukungan banyak pihak.

Masa Depan Sentul: Haruskah Pensiun?

1. Balapan Lokal Masih Jalan

Meskipun udah nggak dilirik MotoGP, Sentul masih punya tempat buat balapan lokal. Banyak komunitas motor dan mobil yang pakai Sentul buat latihan, event kecil, sampai gathering komunitas.

Sentul juga masih jadi tempat lahirnya pembalap-pembalap muda dari Indonesia. Bahkan beberapa nama besar di balapan nasional dan Asia mulai kariernya dari sirkuit ini.

2. Jadi Rumah Bagi Motorsport Lokal

Mungkin kita nggak akan lihat MotoGP lagi di Sentul. Tapi bukan berarti sirkuit ini harus ditinggalin total. Sentul masih bisa jadi rumah besar buat dunia motorsport lokal. Tempat buat belajar, latihan, dan ngegas pertama kali sebelum akhirnya bisa tampil di panggung dunia.

Hormat untuk Sirkuit Legendaris

Walaupun sekarang Sentul udah tua, lusuh, dan kalah saing, kita tetap harus kasih rasa hormat ke sirkuit ini. Tanpa Sentul, mungkin Indonesia nggak akan pernah merasakan langsung atmosfer MotoGP, apalagi di era 90-an yang penuh euforia.

Sirkuit ini juga berperan besar dalam memperkenalkan dunia balap ke generasi muda waktu itu. Dari anak-anak yang nonton GP 500 di pinggir lintasan sampai mereka yang sekarang jadi pembalap, semuanya pernah punya kenangan bareng Sentul.

Kalau ditanya apakah Sentul bisa balik jadi tuan rumah MotoGP? Mungkin enggak. Tapi kalau ditanya apakah Sentul masih punya peran penting? Jelas masih.

Kalau kamu termasuk yang pernah nonton GP 500 langsung di Sentul, ya kamu bagian dari sejarah itu. Dan buat yang belum pernah? Setidaknya sekarang tahu, bahwa Indonesia pernah punya sirkuit legendaris bernama Sentul—yang dulu bikin bangga, dan semoga tetap hidup sebagai simbol perjuangan dunia balap di negeri ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *