Masalah Kenapa AS Gagal Atasi Kelaparan ? – Amerika Serikat, negara super power dengan ekonomi dan pertahanan yang kuat, ternyata masih berjuang melawan masalah kelaparan. Ironisnya, AS juga dikenal sebagai negara yang hobi buang-buang makanan. Gimana sih ceritanya? Yuk, kita bahas kenapa AS gagal atasi masalah kelaparannya padahal makanan berlimpah!
1. Kerawanan Pangan vs Kelaparan: Apa Bedanya?
Sebelum masuk lebih jauh, kita perlu ngerti dulu nih bedanya kerawanan pangan sama kelaparan. Kerawanan pangan itu artinya kurangnya akses atau ketersediaan makanan bergizi yang bikin hidup aktif dan sehat jadi terhambat. Sementara kelaparan itu lebih ekstrem, kayak orang yang gak makan berhari-hari atau sampe ngorek-ngorek sampah buat cari makanan.
Tapi, kerawanan pangan juga gak kalah bahaya. Misalnya, orang yang cuma makan sekali atau dua kali sehari, tapi makanannya gak bergizi. Kayak mahasiswa yang hidupnya cuma modal mie instan atau warteg seadanya. Meski gak kelaparan, tapi asupan gizinya jauh dari cukup.
2. Fakta Mengejutkan: Kelaparan di Negara Super Power
Menurut laporan OECD di tahun 2022, AS ada di urutan ke-22 dalam hal ketahanan pangan. Padahal, AS itu negara maju, lho! Bahkan, menurut US Census Bureau di tahun 2023, sekitar 11,1% penduduk AS atau 36,8 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan. Penghasilan rumah tangga mereka kurang dari $30.000 per tahun.
Tapi, yang lebih miris lagi, jumlah orang yang rawan pangan di AS jauh lebih besar dari angka kemiskinan. Menurut Feeding America, lebih dari 50 juta orang AS mengalami kerawanan pangan di tahun 2022, dan 14 juta di antaranya adalah anak-anak. Kok bisa?
3. Penyebab Kerawanan Pangan di AS
a. Kemiskinan dan Inflasi
Alasan utama kerawanan pangan di AS adalah kemiskinan. Meski banyak orang punya pekerjaan full-time, bahkan punya mobil, mereka masih kesulitan beli makanan bergizi. Inflasi yang tinggi bikin harga kebutuhan pokok melambung, termasuk makanan.
Misalnya, harga bensin naik 55%, biaya sewa naik 26%, dan harga bahan makanan naik antara 11% sampai 53%. Sementara pendapatan mereka gak naik-naik. Jadinya, banyak orang harus milih prioritas belanja, dan makanan sering jadi pilihan terakhir.
b. Gurun Pangan
Di AS, ada istilah “gurun pangan” atau food desert. Ini adalah daerah yang penduduknya kesulitan akses ke makanan sehat karena toko-toko bahan makanan sehat jauh banget. Buat yang gak punya kendaraan atau transportasi umum, ini jadi masalah besar. Akhirnya, mereka cuma bisa beli makanan enggak sehat yang tersedia di dekat rumah.
c. Bantuan Pangan yang Dicabut
Selama pandemi, pemerintah AS ngasih bantuan pangan buat orang-orang yang kesulitan. Tapi, di tahun 2022, banyak bantuan itu dicabut karena pandemi dianggap udah berakhir. Padahal, inflasi lagi tinggi-tingginya. Jadinya, banyak orang yang kayak ditelantarkan.
4. Dampak Kerawanan Pangan
Kerawanan pangan itu gak cuma bikin perut keroncongan. Dampaknya bisa jangka panjang, lho!
a. Kesehatan
Orang yang rawan pangan berisiko tinggi kena penyakit kronis kayak diabetes, obesitas, dan depresi. Anak-anak yang sering skip makan juga bisa kena gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
b. Pendidikan
Anak-anak yang kelaparan biasanya prestasi akademiknya lebih rendah 17,5% dibanding yang gizinya tercukupi. Mereka jadi gak konsen belajar karena perut lapar dan asupan nutrisi yang kurang.
5. Ironi Buang-buang Makanan
AS itu terkenal hobi buang-buang makanan. Setiap tahun, 40% makanan yang diproduksi dibuang. Padahal, masih banyak orang yang kelaparan. Food bank atau bank makanan udah bertebaran di AS, tapi masalah kerawanan pangan tetap aja gak kelar.
Kenapa? Karena solusi yang ada cuma sementara. Bantuan makanan gratis emang membantu, tapi gak menyelesaikan akar masalahnya, yaitu kemiskinan dan inflasi. Bahkan, beberapa food bank cuma bisa ngasih makanan rendah gizi karena stoknya terbatas.
6. Solusi Jangka Panjang
Buat ngatasi masalah kelaparan dan kerawanan pangan, AS perlu langkah drastis. Bantuan makanan itu penting, tapi harus dibarengi sama kebijakan jangka panjang kayak:
- Meningkatkan pendapatan masyarakat
- Mengontrol inflasi
- Memperbaiki akses ke makanan sehat
- Mengurangi food waste
Kalo cuma ngandalin bantuan sementara, masalah ini bakal terus berulang.
Kesimpulan
AS emang negara super power, tapi masalah kelaparan dan kerawanan pangan masih jadi tantangan besar. Kemiskinan, inflasi, dan kurangnya akses ke makanan sehat adalah penyebab utamanya. Sementara, kebiasaan buang-buang makanan bikin masalah ini makin ironis.
Solusinya? Perlu kebijakan jangka panjang yang fokus ke akar masalah, bukan cuma bantuan sementara. Kalo gak, masalah ini bakal terus jadi lingkaran setan yang gak ada ujungnya.